24 Juni 2013

City Flower’s

Masa kecilku . . .
Dulu aku suka sekali dengan bunga. Aku mulai menyukai bunga pada saat usiaku beranjak umur 5 tahun. Pada awalnya aku tidak menyukai bunga. Tapi semenjak aku dan keluargaku pindah rumah, aku mulai menyukai bunga saat mom mengajakku untuk menanam bunga.
          “City, kemari sebentar!” teriak mom memanggilku dari teras rumah.
          “Iya mom, ada apa?” tanyaku.
          “Bantu mom menanam bunga ya?”
          “Tidak, City tidak suka menanam.”
          “Tidak apa-apa, nanti mom ajari City menanam ya?”
          “Tidak mom, City tidak suka menanam seperti mom.”
          “Jadi, City tidak sayang nih sama bumi?”
          “Sayang sih, tapi City tidak suka menanam mom.”
          “Kalau sayang sama bumi, kita seharusnya menanam tumbuhan. Agar nantinya bumi bebas dari Global Warning.”
          “Mmm . . . apa boleh buat. Baiklah City bantu mom menanam deh.”
          “Nah gitu dong, itu baru anak mom.”
          Dari percakapan itu, mom benar-benar mengajariku bagaimana cara menanam dari cara memupuk sampai cara merawatnya. Nah, pada saat itulah aku menyukai bunga. Bunga itu benar-benar indah sesuai dengan namanya.
         

Hingga suatu ketika . . .
“Mbak nanti datang ke pameran bunga toko City Flower’s ya?” kataku kepada salah satu pengunjung tokoku. Ya benar, kini aku memiliki toko bunga yang kuberi nama “City Flower’s”. Tokoku kuhiasi dengan bunga tukip, melati, mawar dan anggrek.
          Sudah bertahun-tahun aku memiliki toko bunga City Flower’s. Toko ini adalah nyawaku dan masa depanku nanti . . . . .

16 Mei 2013

Kupu-kupu Ajaib


         Di sebuah desa terpencil yang bernama Desa Sejahtera, hiduplah seorang gadis yang baik hati bernama Rica. Rica hidup berdua bersama ibunya. Ayah Rica meninggal pada waktu Rica berumur satu tahun. Rica pernah bersekolah di sekolah dasar hingga SMP. Karena hidupnya yang pas-passan, Rica pun putus sekolah demi membantu ibunya dalam mencari uang. Ibu Rica hanyalah penjual sayur di rumah.
          Pada suatu hari, ibu Rica meminta Rica untuk pergi ke hutan mencari kayu bakar untuk memasak.
“Rica, tolong kamu cari kayu bakar di hutan ya?” pinta ibu.
          “Iya bu, Rica berangkat dulu ya?” kata Rica.
          “Hati-hati sayang.”  Kata ibu.
          Rica pun berjalan ke dalam hutan sambil membawa clurit. Rica menemukan banyak kayu bakar di dalam hutan. Rica pulang dengan raut wajah yang ceria. Karena ini pertama kalinya menemukan banyak kayu bakar. Pada saat perjalanan pulang, Rica melitan kupu-kupu yang berwarna biru muda yang diterangi dengan cahaya. Rica pun menuju tempat kupu-kupu itu berada. Pada saat Rica menuju tempat kupu-kupu itu berada, tak sengaja Rica tersandung oleh akar pohon yang besar di permukaan tanah. Rica pun menangis kasakitan dan kayu bakar yang ia bawa berserakan dimana-mana.
          “Apa kau tak apa?” Tiba-tiba ada suara yang entah asalnya dari mana.
          “Hah? Siapa itu? Hiks…” kata Rica.
          “Ini aku, kupu-kupu biru yang memiliki cahaya.” kata suara itu lagi yang ternyata adalah kupu-kupu biru bercahaya itu.
          “Hah? Tak… tak mungkin ada kupu-kupu yang bisa bicara. Apa aku sedang bermimpi ya?” kata Rica tak percaya sambil memukul pipinya dengan keras.
          “Auww.....!!!!” teriak Rica kesakitan.
          “Aku beneran nyata kok. Cuma, hanya ada satu orang saja yang dapat melihatku. Yaitu orang yang baik hati, suka membantu, jujur dan sabar menjalankan hidupnya.” Kata kupu-kupu itu.  
          “Benarkah?” tanya Rica tak percaya.
          “Iya. Owh ya, kenalin aku Princess Light Blue. Namamu siapa?” tanya kupu-kupu itu yang ternyata bernama Princess Light Blue.
          “Hah? Aneh sekali namamu. Namaku Rica. Owh ya, entah bagaimana orang tuamu memberimu nama. Tapi itu menurutku aneh sekali.”
          “Kalau kamu tak mengerti, kamu dapat memanggilku dengan sebutan Putri.”
          “Baiklah. Putri, bisakah kau membantuku untuk membawa kayu-kayu ini ke rumahku? Kaki aku terkilir dan aku tak dapat berjalan.”
          “Jangan bersedih, aku dapat membantumu.” Kata kupu-kupu itu. Tak sampai sepuluh detik, tiba-tiba kupu-kupu itu berubah men jadi manusia dewasa yang cantik nan anggun dengan gaun berwarna biru yang dipenuhi oleh cahaya serta mangenakan mahkota berwarna biru yang diterangi dengan cahaya dan dihiasi dengan batu permata yang berkilauan.
          “Hah? Ba… ba… bagaimana bisa kamu menjadi anita secantik ini?” tanya Rica tak mengerti.
          “Kan aku sudah bilang padamu, aku ini Princess Light Blue. Ah, mungkin kau tak tahu artinya. Baiklah akan kuberi tahu padamu. Namaku Putri Cahaya Biru.”
          “Hah? Apa kau seorang putri?”
          “Benar sekali.”
          “Maaf yang mulia.” Kataku sambil menundukkan kepala.
          “Ahhh, tak apa. Kita kan teman. Panggil saja aku Putri.”
          “Baiklah Putri.”
          “Nah, sekarang aku akan menyembuhkan luka pada kakimu.”
          “Benarkah?”
          “Hushhh…” Putri pun meniup luka yang berada pada kakiku.
          “Nah, sekarang cobalah berdiri.” Pinta Putri.
          Aku pun mencoba untuk berdiri. Dan ternyata aku sudah tidak lagi merasakan sakit yang ada pada kakiku.
          “Wah… terima kasih ya Putri?” kata Rica.
          “Sama-sama J” kata Putri sambil tersenyum. Dalam waktu lima detik Putri pun menghilang.
          “Hah? Dimana Putri kupu-kupu itu?” tanya Rica.
          “Hah, lupakan saja. Sekarang aku harus pulang, aku takut ibu kawatir karena aku belum pulang membawa kayu bakar.” Lanjut Rica.
          Rica pun pulang dengan raut wajah yang ceria. Dalam lubuk hatinya yang sangat dalam ia berkata, Terima kasih Putri.
          “Ibu, Rica pulang.” Kata Rica.
          “Kok Rica pulangnya siang? Ibu kawatir tahu. Kamu dari mana saja nak?” tanya ibu sambil memeluk Rica dengan erat.
          “Tadi waktu Rica mau pulang, tidak sengaja Rica tersandung akar pohon yang besar dan kaki Rica terkilir.” Kata Rica menjelaskan.
          “Dimana yang sakit?” tanya ibu kawatir.
          “Sudah sembuk kok bu.” Jawab Rica.
          “Benar kah? Owh, syukurlah kalau begitu.” Kata ibu ter senyum lega dan memeluk Rica.
          Sekalinlagi terima kasih Putri. Aku tak akan pernah melupakan kebaikanmu kepadaku Putri, batin Rica dalam hati saat memeluk ibunya.

Orang Tuaku

  Kau bekerja keras demi kepentinganku
Kau tak pernah lelah untuk mencari nafkah
Kau pun hamper tak makan karena sibuk mencari nafkah
Aku yang melihatmu begitu sedih
Karena perjuanganmu untuk membesarkanku begitu berat
Maafkan aku  yang  telah membuat dirimu bersedih
Maafkan aku yang masih belum bisa membahagiakan dirimu
Sekali lagi ku minta maaf
Sekarang aku tidak tau apa yang bisa aku lakukan untuk dirimu
Yang bisa aku lakukan hanyalah berterima kasih dan minta maaf
Terima kasih untuk segalanya
Terima kasih untuk kasih sayang yang kalian berikan kepadaku
Sekali lagi ku ucapkan “THANK YOU”
Aku sayang pada kalian berdua “I LOVE YOU”
Dan  “I LOVE YOU MOM”
        “I LOVE YOU DAD”

Bunda

Bunda…
Terima kasih untuk semuanya
Kau telah banyak berkorban untukku
Sekali lagi, ku ucapkan terima kasih bunda
Bunda…
Aku minta maaf padamu
Kau memang telah banyak berkorban untukku
Tapi, aku malah membuatmu bersedih dan marah
Bunda…
Aku dapat membayangkan waktu bunda mengandungku
Begitu banyak hal yang menyakitkan yang bunda alami
Bunda…
Kau harta terbesar yang pernah aku miliki
Antara kau dengan uang
Aku lebih memilih dirimu bunda
Aku lebih baik kehilangan uang dari pada dirimu bunda
Bunda, dari lubuk hatiku yang dalam
Aku bersungguh-sungguh dalam menyayangimu

Sahabat Sejati

Kau selalu ada di sisiku
Kau selalu membuatku tersenyum bahagia
Jika aku bersedih, kau datang untuk menghiburku
Jika aku ada masalah, kau datang untuk membantuku
Kau bagaikan keluarga kedua untukku
Kau keluarga yang tak pernah lepas dari cinta dan kasih sayang dariku
Kau begitu berharga untukku
Maafkan aku yang pernah membuatmu menjadi sedih dan marah
Sobat, aku mohon pada dirimu
Tolong jangan pernah tinggalkan aku sendirian
Tanpa dirimu sobat, aku merasa kesepian
Tolong jangan pernah lupakan aku
Jangan pernah kau memusuhiku
Dan, jangan pernah kau membenciku
Sobat, aku sayang padamu

Hadiah Ulang Tahun Untuk Mama


            Hai, namaku Nicolelic Anggraini Permata. Kata mama dan papa, arti namaku adalah, gadis yang bernama Nicole berlambangkan bunga anggrek yang indah dan harum serta permata yang begitu berharga. Aku sungguh senang dengan nama pemberian mama dan papa. Sekarang aku duduk di bangku kelas tujuh di SMP Negeri 11 Jember.
            Pagi sekali, mama sudah menyiapkan sarapan pagi untuk keluargaku. Mamaku bekerja sebagai PNS Karyawati  sedangkan papaku bekerja sebagai PNS Dosen. Pada waktu  sarapan papa berbisik kepadaku.
            “Nicole, tiga hari lagi kan hari ulang tahun mama, gimana kalau kita membuat surprise untuk mama?” bisik papa.
            Owh iya, kok aku bisa lupa ya? kan tiga hari lagi kan tanggal 1 Januari, batinku dalam hati.
            “Ok-lah kalau begitu ps.” Bisikku pelan kepada papa.
            “Kalian berdua ini sedang apa? Bukannya makan malah bisik-bisik.” Jengkel mama.
            “Ahh… tidak apa-apa kok ma.” Kataku.
            “Masak sich? Tapi seperti ada yang disembunyikan dari mama.” Mama mulai hersn.
            “Tidak apa-apa kok ma. Tadi papa cuma ngajak Nicole ke taman kota.” Papa terpaksa berbohong pada mama.
            “Kok mama tidak di ajak?” Tanya mama plus marah.
            “Mamakan banyak pekerjaan sekarang, jadi papa tidak ajak mama. Maaf ya ma?” kata papa.
            “Mama jangan marah dong. Sebenarnya papa tidak mengajakku untuk pergi ke taman kota. Tadi papa bilang kalau yang mengantarku ke sekolah biar papa saja. Soalnya papa pingin sekali kali mengantarku pergi sekolah. Masak mama terus yang nganter, kan papa juga mau.” Jelasku dan terpaksa berbohong.
            “Betul! Maaf papa berbohong.” Sasal papa.
            “Owh, baiklah kalau begitu.” Jawab mama singkat.
            Selaesai sarapan aku, papa dan mama siap-siap untuk berangat kerja kecuali aku berangkat ke sekolah.
            “Papa hati-hati yang bawa mobilnya ya? terus Nicole jangan lupa ucapkan terima kasih ke papa udah mau nganter kamu.” Kata mama.
            “Iya ma.” Jawabku dan papa kompak.
            Saat di dalam mobil, tiba-tiba papa berbicara padakku.
            “Nicole, kira-kira hadiah apa yang cocok untuk mama? Apa gaun lagi?” Tanya papa.
            “Jangan pa, gimana kalau laptop saja pa? kan mama selalu keluar ke kantor untuk mengetik tugas kalau papa sedang pergi dengan membawa laptop.” Usulku.
            “Wah ide cermelang anak papa. Tidak salah papa memberimu nama ya?”
            “Hahaha…” tawaku. Papapun ikut tertawa bersamaku.
            “Lalu kue tartnya pa?” tanyaku.
            “Tenang, lusa kita beli kuenya, topi ulang tahun dan tentunya apa?” Tanya papa.
            “Lapttop!!!” jawabku.
            Sesampainya di sekolah, aku turun dari mobil papa dan mengucapkan terima kasih pada papa. Di sekolah aku terus memikirkan tentang ulang tahun mama sampai pulang sekolah.
            “Kira-kira aku perlu gak ya ngasih uang tabunganku untuk membeli hadiahnya?” tanyaku saat dikamar seraya berbaring di kasurku.
            Tiba-tiba mama membuka pintu dan bertanya, “Hadiah apa sayang?”
            “Ahh… hadiah? Hadiah apa ma?” aku malah be\alik bertanya tidak tahu apa-apa.
            “Tadi kamu bilang tentang hadiah kan? Hadiah apa dan untuk siapa?”
            “Tidak kok ma. Aku tadi tidak bilang apa-apa kok dari tadi.” Jawabku bohong dengan terpaksa.
            “Apa mama salah dengar ya?”
            “Mungkin saja ma.”
            “Ya udah kalau gitu, mama berangkat kerja lagi ya?”
            “Iya ma.”
            Mama pun keluar dari kamarku dan aku bernafas lega.
            “Hampir saja ketahuan.” Kataku lega.
            Dua hari kemudian. Besok sudah ulang tahun mama yang ke 46 tahun. Sesuaiperkataan papa, sekaranng aku dan papa pergi ke toko kue pada saat mama sedang bekerja di kantor.
            Di toko kue, banyak macam-macam kue yang terpajang di depan toko. Aku dan papa bingung dalam memilih kue. Karena kue-kue disini semuanya terlihat enak. Aduh, aku jadi ngiler, hehehe :p
            “Pa, kuenya kita beli yang mana?” tanyaku pada papa.
            Tiba-tiba seorang pegawai toko datang menghampiriku dan papa.
            “Apa ada yang saya bantu?” Tanya pegawai toko itu.
            “Ini mbak, besok istri saya ulang tahun dan saya serta anak saya berencana bikin surprise  diam-diam. Nah, masalahnya saya bingung milih kuenya.” Kata papa.
            “Owh, kalau Rainbow Cake’s gimana pak?” Tanya pegawai toko.
            Rainbow Cake’s ? Boleh juga itu pa. kita beli ya pa?” pintaku pada papa.
            “Ya udah mbak bungkus satu ya?” pinta papa pada pegawai toko.
            Pegawai itu pun mengambil kue tersebut dalam lemari kaca dan segera membungkusnya dengan kardus kue. Selesai di bungkus, pegawai itu pun memberikan bungkusan kue pada papa.
            “Maaf mbak, apa ada topi ulang tahun di sini?” Tanya papa.
            “Owh, ada kok pak. Ingin beli berapa?” Tanya sang pegawai.
            “Dua saja mbak.” Pinta papa.
            Pegawai itu mengambil topi pesta dan memberikan topi pesta itu kepadaku.
            “Berapa semuanya mbak?” Tanya papa.
            “Semuanya Rp. 127.000,00 pak.” Jawab pegawai itu.
            Papa pun mengambil uang dari dompetnya dan menyerahkan uang kepada pegawai itu dengan uang pas.
            “Terima kasih ya mbak?” kataku.
            “Sama-sama, selamat datang kembali.” Jawab pegawai toko itu ramah.
            Kini aku dan papa pergi menuju toko Gramedia  untuk membeli laptop untuk hadiah mama. Sesampainya di sana aku dan papa sibuk berbincang tentang laptop apa yang akan diberikan kepada mama.
            “Pa, laptop Apple  saja ya?” usulku.
            “Ya sudah. Mas, saya beli yang Apple  ya?” kata papa.
            “Ini pak. Harganya Rp. 15.570.000,00 pak.” Kata pegawai toko tersebut.
            “ Ini mas.” Kata papa seraya memberikan kartu kreditnya dari dompet papa.
            “Ini pak kartunya. Terima kasih, selamat datang kembali.” Kata pegawai toko.
Di ruah….
            Aku dan papa sibuk mempersiapkan surprise  untuk mama.
            “Pa, tadi mama telpon, katanya mama sekarang pulangna malam sekitar 23.30 malam,  Soalnya teman-teman mama mengajak mama untuk makan malam ngerayakan tahun baru.” Kataku dari ruang depan.
            “Owh bagus kalau gitu. Kita bisa mempersiapkan dengan baik nantinya dan tak perlu buru-buru.” Jawab papa.
            “OK!!!” kataku singkat.
Pukulo 23.59…. 00.00 (mama membuka piuntu rumah)
            SURPRISE!!!!!!   SELAMAT UALNG TAHUN MAMA!!!!!! HAPPY   BIRTHDAYS   MAMA!!!!!”  kataku dan papa kompak.
            “Wahh…. Terima kasih ya semuanya?” ucap mama hamper mengneluarkan air mata.
            “Cepat ma minta permohonan dan tiup llilinnya!” pintaku.
            “Baiklah.” Mamakun menutupkan mata dan berkata “Semoga keluargaku selalu abadi untuk selamanya dan penuh kasih sayang. Amin”
            “Aminnn…” kataku dan papa kompak.
            “Ayo ma duduk di sofa. Ini hadiah dari kami berdua ma.” Kata papa seraya memberikan bingkisan kado kepada mama.
            “Wah.. terima kasih ya?” kata mama. Mama pun membuka bingkisan hadiah dari tangan papa. Saat membukanya yang ternyata berisi laptop, mama tiba-tiba menangis deras.
            “Terima kasih papa, terima kasih Nicole.” Kata mama sambil memelukku dan papa bersamaan.
            “Iya ma, sama-sama.” Jawabku dan papa kompak.
            Tuhan, semoga kau mengabulkan doa mama. Tuhan, berikan keluarga yang abadi untuk mama. Berikan tuhan, terima kasih banyak jika Engkau mengabulkan permintaan mama,  batinku dalam hatiJ